Jumat, 28 September 2007

Mosaik Timun

Penyakit Mosaik

Penyakit mosaik pada timun merupakan penyakit yg disebabkan oleh Cucumber Mosaic Virus (CMV) atau Virus Mosaik Ketimun. Virusnya disebut Marmor astrictum Holmes. Selain itu, juga diketahui ada jenis virus lain yg menyerang tanaman timun yakni Zucchini Yellow Mosaic Virus (ZYMV)

Tanaman timun yg terinfeksi virus menjadi terganggu metabolismenya sehingga tanaman terhambat pertumbuhannya, junlah buah sedikit dan berukuran kecil.

Gejala spesifik berupa terjadinya klorosis pada daun (daun trotol kuning), belang hijau coklat, permukaan daun berlekuk-lekuk (bergelombang), ukuran permukaan daun lebih kecil, daun berlepuh hijau gelap (blister), pertumbuhan tanaman lebih pendek, daun berbentuk mangkuk atau cawan.

Penyebaran virus ini dapat secara langsung karena gesekan bagian tanaman yang sakit ke daun atau bagian tanaman lain yg sehat karena adanya angin, oleh kutu daun (Aphis gossypii Glow), pekerja kebun dan peralatan pertanian.

info lebih lanjut ? CLICK

Layu Bakteri Timun

Layu bakteri

Penyakit layu pada timun juga dapat disebabkan oleh bakteri Pseudomonas solanacearum E.F. Smith. Penyakit layu bakteri juga mematikan, tidak lama setelah gejala tampak.

Tanaman timun yg terserang bakteri gejala layu tampak pada bagian tubuh tanaman, Setelah beberapa waktu, tanaman akan layu secara keseluruhan. Gejala luar layu bakteri mirip dengan layu fusarium. Kedua penyakit ini dapat dibedakan dengan melihat gejala bagian dalam tanaman. Pada layu bakteri, batang timun jika dipotong akan tampak berlendir (lendir berwarna kemerahan), Akibat serangan bakteri ini, jaringan pembuluh pengangkutan di dalam batang tidak berfungsi sehingga pengangkutan air dan zat-zat hara terhenti.

Penyebaran bakteri ini dapat melalui air, serangga, nematoda, alat-alat pertanian yg baru dipergunakan untuk menebang tanaman sakit lalu digunakan untuk memangkas tanaman lain yg sehat. Bakteri dapat menginfeksi ke seluruh tubuh tanaman.

Penyakit layu bakteri, selain menyerang timun, juga menyerang tanaman lain seperti tembakau, kacang tanah, kentang, melon, lada, jahe, jeruk, ubi kayu, cabai dan semangka.

Layu Fusarium Timun

Layu Fusarium

Penyakit layu Fusarium menyebabkan tanaman layu dan mati. Penyebabnya adalah Fusarium oxysporium f.sp melonis (Leach et currence) Snyd et Hans. Cendawan ini berkembang pesat pada suhu 21-33oC dengan suhu optimum 28oC. Cendawan hidup dalam tanah dan menginfeksi tanaman melalui akar yang terluka karena alat pertanian atau karena serangan nematoda. Setelah menginfeksi, cendawan ini akan menjalar ke batang dan menetap pada berkas pembuluh pengangkutan dan merusak jaringan tersebut.

Gejala tanaman yg terserang layu Fusarium adalah pada mulanya tulang daun menguning, kemudian bercak kuning tersebut menjalar ke tangkai daun dan daun. Selanjutnya daun menjadi layu. Jika cendawan sudah menyerang batang naka seluruh tanaman akan layu, Kelayuan tanaman bersifat mendadak dan tetap (tidak bisa kembali sehat). Jika tanaman muda yg terserang penyakit ini maka akan kerdil, hidupnya merana dan menyebabkan kematian. Pada tanaman dewasa yg dapat bertahan sampai berbuah, maka buah yg dihasilkan kecil-kecil, jumlah buah sedikit dan kualitasnya jelek. Bila batang tanaman timun yg terserang penyakit layu Fusarium dipotong secara melintang, maka akan tampak adanya lingkaran-lingkaran berwarna coklat pada berkas pembuluhnya.

Penyakit Tepung Timun

Penyakit Tepung (Powdery Mildew)

Penyakit tepung meenyerang daun timun. Penyebabnya cendawan Oidium sp. Kondisi lingkungan yg mendukung perkembangannya adalah kelembaban udara yg tinggi (70-100%) dan suhu 20-24oC. Cendawan ini menginfeksi tanaman pada saat cuaca panas. Penyebaran cendawan dapat melalui angin, alat pertanian dan pekerja kebun.

Gejalanya batang dan daun tertutup oleh cendawan yg berwarna putih menyerupai tepung. Akibat serangan cendawan ini menyebabkan fotosintesis terganggu sehingga tanaman lemah dan mati. Cendawan ini juga menyerang bunga dan buah. Bunga yg terserang penyakit ini akan kering dan mati. Pada tanaman terserang ringan, buah yg terbentuk tidak normal (kecil-kecil) dan produksinya rendah.

Embun Bulu Timun

Embun Bulu (Downy Mildew)

Penyakit embun bulu merupakan penyakit busuk daun. Penyebabnya dalah cendawan Pseudoperonospora cubensis (Berk et Curt) Rowtow. Cendawan ini juga dikenal sebagai Peronospora cubensis Berk et Curt. Sporangium cendawan ini berwarna ungu kelabu atau ungu kecoklatan. Kondisi lingkungan yg mendukung perkembangan adalah kelembaban udara tinggi (100%) dan suhu optimum (16-22oC). Cendawan ini menginfeksi tanaman melalui mulut daun.

Gejalanya daun berbercak-bercak kuning dan bentuk bercak tidak beraturan, serta agak bersudut. Pada fase selanjutnya bercak berwarna coklat kemerahan. Penyakit ini dapat mematikan tanaman. Akibat serangan penyakit ini, buah timun bentuknya menjadi tidak normal, tidak beraroma dan rasanya hambar.

Rebah Semai Timun

Rebah Semai

Penyebab penyakit rebah semai adalah cendawan Phytium sp. Cendawan ini menyerang kecambah. Cendawan Phytium sp menginfeksi melalui kulit biji atau kecambah. Kondisi lingkungan yang mendukung perkembangan cendawan ini adalah kelembaban tanah yang tinggi dan suhu antara 25-36oC. Cendawan ini hidup dalam tanah dan penyebarannya dapat melalui tanah, biji dan air.

Gejala kecambah yang telah terinfeksi cendawan ini adalah pada bagian batang di bawah keping biji berwarna putih pucat. Hal ini karena klorofilnya telah rusak. Kecambah yang telah rusak ini dapat gagal tumbuh. Jika benih masih dapat tumbuh, bagian yang terinfeksi tersebut akan membusuk sehingga bibit yang baru tumbuh mengkerut dan mengecil, layu, rebah, dan akhirnya mati.

Sabtu, 22 September 2007

Virus Sapu Kacang Panjang

Penyakit Kerdil/Sapu Setan

Penyakit kerdil pada kacang panjang mempunyai beberapa sebutan, yaitu penyakit sapu, sapu setan dan pemyakit keriting. Penyakit ini disebabkan oleh mikroplasma yaitu organisme sejenis virus. Organisme ini berbentuk bulat atau lonjong dan ada yg berbentuk benang sangat kecil (mikroskopis). Mikroplasma ini bisa ditemukan di pembuluh tapis pada jaringan floem. Perkembangbiakan mikroplasma berlangsung di dalam jaringan floem tersebut sehingga menyebabkan terganggunya fungsi floem. Di samping itu keberadaan mikroplasma menyebabkan terganggunya keseimbangan hormon di dalam tumbuhan. Akibatnya pertumbuhan abnormal. Penyakit ini ditularkan oleh wereng Orosius argentatus.

Gejalanya tanaman tampak kerdil, daun-daun kecil melengkung ke bawah, bergelombang dan berwarna hijau tua (lebih gelap). Ruas batang pendek-pendek dan banyak tunas-tunas yg tumbuh di ketiak daun sehingga tanaman tampak rimbun dan terlihat seperti sapu. Penyakit ini menyebabkan tanaman kacang panjang tidak bisa berbuah meskipun mampu berbunga.

Virus Daun Keriting Kacang Panjang

Daun Berkerut (Keriting)

Penyakit ini disebabkan virus. Virus yg menyerang kacang panjang adalah Cowpea-Aphid-Borne-Mosaic Virus (CAMV). Penyebaran virus ini dibantu kutu daun seperti Aphis gossypii, Myzus persicae dll. Penularan penyakit ini dapat melalui biji yg sakit, tanah dan penyerbukan bunga.

Daun tanaman kacang panjang yg diserang penyakit ini pada mulanya berwarna hijau muda kekuningan sampai mendekati putih. Pertumbuhan daun terhambat dan menjadi keriting atau menggulung, mengecil dan memilin. Daun terasa lebih kaku, serta tanaman tumbuh kerdil. Apabila tanaman yg diserang virus ini sedang berbuah maka polongnya berukuran kecil-kecil atau bentuknya tidak normal sehingga kualitasnya sangat rendah. Jika tanaman yg diserang virus ini masih muda, maka pertumbuhannya terhambat dan masa berbunganya menjadi lebih lama. Walaupun tanaman berproduksi namun produktivitasnya sangat rendah.

Hawar Bakteri Kacang Panjang

Hawar Bakteri

Penyakit ini disebabkan bakteri Pseudomonas syringae. Bakteri ini berkembang cepat pada suhu 24-26oC. Bakteri ini dapat merusak daun, tangkai daun, batang, polong dan biji. Bakteri dapat bertahan hidup dalam biji atau sisa-sisa tanaman yg sakit.

Gejalanya daun berbercak-bercak kecil berwarna kuning sampai coklat muda, bentuknya persegi dan agak basah. Selanjutnya bercak akan membesar dan mengering berwarna coklat kemerahan atau hitam. Pada tahapan berikutnya, bercak-bercak bersatu menjadi bercak yg lebih besar dan dikelilingi oleh warna hijau kekuningan. Pada serangan berat, daun akan gugur. Penyebaran bakteri ini ke tanaman lain dapat dibantu angin. Tanaman kacang panjang yg ditanam di dataran tinggi sering diserang penyakit ini.

Bercak Cercospora Kacang Panjang

Bercak Daun Cercospora

Bercak coklat disebabkan Cercospora canencens ell. et Mart. Jamur ini juga disebut Isariopsis griseola sacc dan Phaeoisariopsis griserola. Jamur ini dapat betahan hidup sampai dua tahun pada sisa-sisa tanaman sakit di dalam biji. Kondisi lingkungan lembab dengan suhu udara antara 20-24oC sangat cocok untuk berkembangnya jamur ini.

Penyebaran cendawan ini ke tanaman lain dapat dengan perantaraan angin, percikan air, alat pertanian, serangga dan pekerja kebun. Cendawan ini memiliki konidium berwarna putih bening berbentuk gada terbalik dan bersekat. Jamur ini merusak klorofil daun sehingga menyebabkan proses asimilasi berjalan tidak sempurna.

Tanaman kacang panjang yg diserang cendawan ini menunjukkan gejala daunnya berbercak coklat dengan jumlah cukup banyak, bercak berbentuk bulat dengan diameter antara 1-5 mm dan di sekeliling bercak berwarna kuning. Di samping itu, bercak pada permukaan daun bagian bawah berwarna hitam. Pada umumnya, serangan cendawan tersebut banyak terdapat pada daun tua. Pada serangan berat daun akan layu dan gugur. Cendawan ini dapat menyerang polong, tangkai daun, biji dan batang. Pada musim kemarau penyakit ini jarang dijumpai.

Embun Tepung Kacang Panjang

Embun Tepung atau Tepung Putih

Penyakit yg disebabkan cendawan Erysiphe polygoni dapat menyerang daun, batang, bunga dan polong. Cendawan ini dapat berkembang baik pada kelembaban 70-80% dan suhu 19-25oC. Penyebaran penyakit dapat dibantu angin, peralatan dan pekerja kebun.

Tanaman kacang panjang yg terserang penyakit ini memiliki gejala daun, batang dan bunga tampak putih keabuan. Bunga yg terserang menjadi kering dan mati. Jika polong yg diserang menyebabkan kualitas polong rendah karena polong menjadi berwarna coklat suram. Daun yg tertutup cendawan ini menyebabkan proses fotosintesis terganggu sehingga perkembangan tanaman menjadi terhambat dan produksi rendah.

Antraknosa Kacang Panjang

Antraknosa

Penyakit ini menyerang batang, daun, bunga buah dan biji. Penyakit ini disebabkan oleh Colletrotichum lindemuthianum atau Gloesporium lindemuthianum atau Glomerella lindemuthianum. Konidium cendawan ini berwarna putih bening, berbentuk jorong dengan ujung bulat, lurus atau bengkok. Cendawan ini dapat berkembangbiak dengan cepat pada kelembaban 92-100% dan suhu 17oC. Bila kondisi lingkungan tidak sesuai, maka cendawan ini akan mengalami dormansi (istirahat). Cendawan ini dapat bertahan hidup sampai beberapa tahun pada biji, sisa-sisa tanaman sakit dan di dalam tanah.

Penyebaran cendawan Colletrotichum lindemuthianum dapat melalui percikan air hujan maupun percikan air pada saat penyemprotan pupuk daun, serangga, peralatan pertanian, angin dan pekerja kebun.

Infeksi mula-mula terjadi pada batang, infeksi ini menyebabkan bercak-bercak berwarna coklat kemerahan atau jingga pada batang yg terinfeksi cendawan. Pada tahapan selanjutnya, bercak akan meluas ke seluruh batang dengan bentuk memanjang. Bila kondisi lingkungan lembab, maka di tengah-tengah bercak tumbuh bulu-bulu berwarna merah bata. Bulu-bulu tersebut merupakan konidium cendawan. Pada infeksi selanjutnya akan mencapai tangkai daun dan daun. Tulang-tulang daun pada sisi bawah berwarna coklat kemerahan sampai hitam, kemudian daun akan layu. Pada serangan yg lebih berat, infeksi cendawan ini sampai pada bunga, buah (polong) dan biji. Infeksi pada bunga menyebabkan bunga rontok. Jika mengenai polong maka polong menjadi berbercak-bercak kecil warna coklat sampai hitam dg bagian tepi coklat muda atau merah muda. Bercak-bercak tersebut dapat berkemnbang hingga berukuran besar. Serangan pada polong akan berlanjut pada biji. Biji yg terinfeksi cendawan ini akan berbercak-bercak coklat dan bercak bercak ini akan menyelimuti seluruh biji. Biji yg telah terinfeksi jika ditanam maka setelah berkecambah akan rebah.

Karat Kacang Panjang

Karat

Penyakit karat menyerang daun dan polong kacang panjang. Pemyakit ini disebabkan oleh cendawan Uromyces phaseoli (Pers). Wint var typica Arth. Cendawan ini juga dikenal dengan nama Uromyces appendiculatus (Pers) Ung.

Cendawan ini mudah beradaptasi dan dapat bertahan hidup lebih dari setahun pada sisa-sisa tanaman sakit. Perkembangbiakan cendawan ini sangat cepat jika kelembaban tinggi terutama pada musim penghujan. Penybarannya dapat melalui angin, pengairan maupun percikan air hujan, serangga, pekerja kebun dan peralatan pertanian.

Cendawan menginfeksi melalui mulut daun. Pada kondisi cuaca mendung, (suhu udara 21-25oC) infeksi cendawan ini sangat cepat. Infeksi menyebabkan klorofil daun rusak sehingga daun yg terinfeksi tidak dapat melakukan fotosintesis dg sempurna.

Daun yg diserang penyakit karat mula-mula berbercak-bercak kecil berwarna putih. Selanjutnya bercak-bercak tersebut berubah warna menjadi coklat bertepung seperti karat dan bercak-bercak itu dikelilingi warna kuning (klorosis). Pada tingkatan yg lebih parah, bercak-bercak berubah warna menjadi coklat tua dan jaringan daun telah mati. Kerugian yg dapat ditimbulkan oleh penyakit karat tergolong besar.

Jumat, 21 September 2007

Rice Disease 1

Bacterial blight

Bacterial blight is reported to reduced Asia’s annual production by as much. Bacterial blight is caused Xanthomonas campestris oryzae, an organism related to the bacteria bacterial leaf streak. The bacterium has races differ in their ability to the different resistant rice varieties.

Symtoms

Seedbed symptoms

In the seedbed, bacterial blight first causes tiny water-soaked spot on the margin of mature lower leaves. The spot enlarge, the leaves turn yellow, and dry and wilt.

Later season leaf symptoms

Lesion appear first, at about the heading stage, as water-soaked stripes on the leaf margin. Milky or cloudy dewdrop appear on the surface of young lesions in the morning. Bacterial ooze drops on young lesions. The lesion enlarge, the edges become wavy, and turn yellow or light brown. As the disease advances, the lesion cover the whole leaf blade, and turn grayish and later white.

Kresek symptoms usually occur 2-6 after the seedling stage.

Kresek symptoms sometime resemble rice stem borer damage

§ Leaves become water-soaked and fold and roll up along the midrib.

§ Then the whole plant wilts and dies.

o Distinguish kresek symptoms from rice stem borer , cut off the lower part the plant and squeeze it between fingers. A yellow bacterial ooze will appear the cut end if kresek is

o The yellow symptoms. Pale yellow occurs in the tropic, but is not common. Older leaves of infected plant are a normal green, but the youngest leaves are yellow or have a yellow stripe.

Disease cycle

After the initial leaf lesion appear, bacteria from ooze droplets on the leaf surface are spread throughout an area by wind and rain, particularly typhoons or irrigation water.

Rice plant can become infected with bacterial blight from many sources : diseased stubble, diseased seeds, paddy water, and diseased straw.

The bacteria enter through the water pores of the hydathodes or wounds of the leaf or root and multiply inside the plant.

The bacteria multiply inside the plant and enter the veins of leaf. Bacteria that enter the roots plug the water-conducting tissue and cause the plant to wilt.

* High temperature and humidity during crop growth increase the incidence of bacterial blight

The disease can survive in several species of weeds if rice not available

Control

The tropic, planting of resistant varieties is currently only practical way to control bacterial blight